Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Jalan Sesama - #30dayswritingchallenge

Gambar
Dulu sekali, akhir dua ribu tujuh Saat raja siang bertahta di langitNya Aku bersemangat duduk di depan tv Menyaksikan Jabrik dan kawan-kawan "Itu binatang apa, Bu?" Tanyaku polos Mataku menangkap Momon  tentu Ia menggemaskan dan berbulu Masih terekam jelas bagaimana Putri membantu orang tanpa pamrih Momon yang senang menggambar dan berhitung Jabrik yang riang meski mudah mengeluh   Dan Tantan yang bijaksana Sudah tiga belas tahun berlalu Bagaimana kabar kawan-kawan di Jalan Sesama? Oh! Bagaimana kabar Mbok Iyem? Ah, aku rindu menonton mereka tengah hari

Sedarah - #30dayswritingchallenge

Yang lahir dari rahim yang sama Aku terlebih dulu mencicipi dunia Tujuh tahun kemudian, terdengar tangis bayi Nyaring suaranya,  mengalahkan adzan yang dibisikan ke telinga kecil itu Kini kami tumbuh menjadi sehimpun cita-cita orang tua Adikku yang cantik, Jangan risau pada dunia yang belum memihak pada kita Ia memang seperti bajingan Kau tahu? Ku pernah membaca Alvi Syahrin, katanya; Tidaklah menjadi sebuah berlian tanpa melewati panas dan tekanan Mungkin kelak kita akan menjadi sebuah berlian Yang saat ini sedang mengalami 'panas' dan 'tekanan'  Tetap langitkan doa Percayalah, Tuhan tidak akan lelah mendengar doa-doamu

Balad - #30dayswritingchallenge

Entah bagaimana awalnya Yang ku ingat kami sudah saling menceritakan segala hal, segala yang sulit, resah, takut, tidak percaya diri, bahkan masalah hati Jalan-jalan tanpa arah pun hayuk ! Hingga kami lupa  bahwa sebuah ikatan tanpa pengakuan sudah terpatri dari tangis haru yang berterima kasih *Teruntuk kalian, sahabatku, hidup memang sulit diterka. Tidak apa untuk tidak merasa baik-baik saja. Manusiawi. Jalani dan nikmati adalah sulit tapi memang itu yang harus dilakukan. Apapun dan bagaimanapun kondisimu, ingat satu hal; kamu tidak sendiri.

ba.ha.gia - #30dayswritingchallenge

Entah bagaimana aku mendeskripsikannya Kepalaku kosong Sepertinya aku butuh rehat Akan ku puasakan berpuisi hari ini Intinya, adalah Ia yang membuat candu  hilang timbul menggemaskan di antara sehimpun napas manusia

Adiwira Sepi - #30dayswritingchallenge

Gambar
Kosong memenuhi isi kepala Kekuatan musik apalagi yang harus kubuktikan? Kau tahu, ia (selalu) menemani jiwa-jiwa yang lelah

Bumi Manusia - #30dayswritingchallenge

Gambar
Tak henti ku takjub pada sosok Minke Sosok lelaki yang belum pernah kutemui Ia seperti pangeran yang lahir dari bani pribumi Telah diadaptasi dari legenda yang pernah terkubur Kisah Minke dan Annelies pernah menjadi cita  Kekalahan diantara cinta sesungguhnya, mencipta tangis yang pecah seiring luka yang mendekap Akankah bisa? Aku mendapat Minke lainnya? Di saat aku bukan seorang Annelies yang cantik  dan dihargai?

Berandang - #30dayswritingchallenge

Aku pernah menjadikan seseorang  sebagai pendar pada hati yang kosong Bak lilin kecil yang tak sanggup menerangi ruang Ia mati dikelitik sang bayu yang menari di langit malam Pun aku pernah meminta pada Tuhan untuk diberi kesempatan bahagia di atas cinta "Bagaimana mau merasakan cinta, jika diri sendiri saja kau tak mengenali" Mungkin begitu teriakan benak dan hati Menjadi satu atau menjadi kita Bukan penentu titik bahagia  Pun hanya seorang diri  bukan berarti tak memiliki bahagia Rasa bahagia ku temukan  dalam ruang yang setia menanti Tuan Begitu berandang Ia masuk bermuara di sudut hati yang cemerlang

Tak Utuh - #30dayswritingchallenge

Namanya terbentuk dari kerasnya kehidupan tersusun dari kata-kata yang penuh diksi dan beribu makna Tulang-tulangnya bagai besi Hatinya lembut, selembut sutra yang tak mampu ku beli Perkenalkan, Ia adalah denyut nadi yang terus memberi kehidupan untukku  Ia adalah lelaki tangguh yang menyuapi putrinya dengan cinta. Kantung mata yang semakin membesar  selalu ingin menjadi bukti bahwa malam panjang selalu Ia kunjungi Nun disana, di tempatnya bekerja, matahari memanas membakar kulitnya yang keriput Uban satu-persatu mulai tumbuh, pertanda usianya tak lagi muda. Pernah ku selipkan tanya di balik doa-doa yang mengeras;  "Apa ada surga di telapak kakimu, Ayah?" Pun yang menghadirkan ke dunia Ibu, aku tak pernah mengenal cinta Aku tak tahu bagaimana rasa itu hilang Aku tak tahu bagaimana mencintai seseorang di waktu yang tidak tepat Tapi, Bu Percayalah, cinta sejati itu nyata Ia lahir dari rahimmu yang tabah Biar raga sudah tak bersama  Biar cinta sudah tak utuh Biar perpis...

Tana Humba - #30dayswritingchallenge

Gambar
Pernah aku menjadikan sebuah foto menjadi doa-doa yang ku langitkan menjadi Amin yang paling berani sepanjang malam menjadi sebuah energi yang akan membakar semangat  menuju sebuah tempat Ku dengar di dalamnya, padang rumputnya lapang bukit-bukitnya seolah berbisik "Di sini beribu ketenangan, berjuta keindahan" Ku dengar di dalamnya, Kuda-kuda perkasa bebas bernapas Kultur budaya melekat kuat di setiap jiwa Ingin ku langkahkan kaki wujudkan mimpi menuju tanah nun jauh di timur; Tana Humba! sumber : yoursumba.com

Yang Aku Lewati - #30dayswritingchallenge

Gambar
Bagai kakek tua yang ditinggal kemajuan Aku tergesa mengejar waktu di lima tiga puluh Benakku terus berteriak: Aku terlambat! Satu! Dua! Tiga! Seluruhnya kami dituntut bagai ABRI rapi, disiplin, tegas, semua 'ku dekap hari itu Mental lemahku ketar ketir menyamar menjadi sosok lain Pandangan seketika menjadi kritis Ia berpikir keras di tengah tekanan Yang bermulut besar menjadi ancaman Yang kuat bertahan sampai pulang Yang lemah menjadi suguhan tengah lapang Sorak-sorai ramai masuk telinga tengah malam "Jurit malam" katanya  Di tengah itu, gravitasi kasurku terus berenang di kepala Malam itu, tak ada yang lebih 'ku rindu dari sebuah rumah

Bujang - #30dayswritingchallenge

Aku tidak mengenalnya Ialah bujang si malaikat tanpa nama Sedih yang berkesusahan  mati mendengar candanya Wajahnya berhimpun kejombangan  Tindik cinderamata di tubuhnya Ranah minang menjadi tanahnya Bujang itu bernama; Terima kasih, senyummu menular Biarkan jarak dan asing menjadi teman Aku dan kamu sudah menjadi kita di masa depan Izinkan aku menulis namamu dengan benar Agar tak ada salah saat aku memintamu pada Tuhan

Ini Aku - #30dayswritingchallenge

Dua puluh tahun silam Aku terlahir ke dunia dari tanah yang diharapkan Ibu dan Ayah; dapat tinggi membumi Pahit dan manis kehidupan  telah mendarah bersama napas  Ia datang dari dapur yang lama tak memberi kehidupan Ayah diciptakan dari tanah surga yang menyamar menjadi barak bagi putrinya Ia memberi denyut pada nadi yang putus asa menghidupkan kembali harapan yang layu dan mati Lupa dan teledor menjadi kawan baik begitu setia  sampai merah dan marah mendekap erat Ini aku, yang sedang merayakan sepi yang menyala merayakan sulit yang merekah Ini aku, yang tak pandai bicara tak pandai berperasa tak berpendirian Egonya hanya ingin menyuapi yang disuka; berpuisi Ini aku, adalah mengenalkan kisahku dan bagaimana duniaku dalam kandung denyut nadi yang menyala Terima kasih pada pandemi yang menciptakan jeruji di rumah sendiri yang menunjukan salah dan benar sebuah ikatan Kini aku tahu apa arti sebuah kepulangan Kini aku mengenali duniaku sendiri